BROKEN HOME
Tidak ada orang yang ingin berada di keluarga yang tidak sempurna,
tidak sempurna bagi aku adalah, keluarga yang gak utuh. aku mau berbagi cerita,
cerita tentang keluargaku yang tidak sesempurna
keluarga kalian. aku bukan lahir dari keluarga yang keras, aku ngak
pernah menerima perlakuan kasar dari orang tuaku. Tetapi aku berada di keluarga
yang hancur, laki-laki yang aku panggil Papa, telah pergi, menghianati Mama dan
anak-anaknya. Bukanya aku mau mengumbar aib, tetapi baca dan ambil sisi positif
dari ceritaku.
Namaku Tita, aku lahir dari keluarga yang sederhana. aku
anak pertama dari dua bersaudara. Adikku perempuan juga, namanya Mela. aku dan
adek gue selisih 3 tahun.
Papa dan Mama gue sangat baik sama aku. aku sangat bersyukur
berada di tengah-tengah mereka.
aku sangat dekat dengan Papaku dari pada mama. Papa selalu
membelikan boneka buat aku dan adekku setiap gajian.
Dan setiap akhir pekan kita selalu diajak jalan-jalan,
sekedar makan atau main di taman. Setiap mau pergi, aku selalu ngotot untuk
duduk didepan. aku suka berpegangan dengan spion, aku suka kena hembusan angin,
dan yang paling aku suka adalah saat aku melihat keatas, dan aku melihat Papau
yang fokus mengendarai motornya.
Setiap malam aku selalu ditemani Papa dan Mama, sebelum aku
dan adek ku bener-bener terlelap.
sebelum kelulusan SD, Papa bilang, kalo aku bisa masuk 5
besar dan aku masuk sekolah faforit. aku bakalan dikasih kamera. Itu yang
selalu aku idam-idam kan selama ini.
aku belajar tiap hari, bahkan waktu luang aku adalah waktu
aku tidur. Dan pada akirnya aku dapet 3 besar di sekolahku, dan aku bisa masuk
di SMP faforit di daerahku.
hari-hari saat SMP, adalah hari yang paling membahagiakan,
setiap hari aku dijemput sama Papa. aku selalu diajak makan bareng, sebelum
pulang kerumah.
Betapa bersyukurnya aku, mempunyai Papa yang begitu
perhatian sama aku. aku berfikir Papa adalah laki-laki terbaik didunia, laki-laki
yang selalu menjadi idolaku. aku pengen suatu saat nanti punya suami, yang
mirip papa. seorang yang bijaksana dan menyayangi keluarganya.
Tetapi semua itu hancur, karena Perempuan yang merebut Papa
dari kita. Di siang itu, seperti bisa papa jemput aku. tapi ada yang beda, ada seorang
wanita bersama papa.
Aku sama sekali tidak menaruh curiga pada saat itu, tetapi
kalau aku tau wanita itulah yang menghancurkan kebahagiaanku, aku akan jambak
rambutnya dan aku cakar pipinya, aku injak-injak dia sampai tidak bisa berbuat
apa-apa.
Tetapi aku waktu itu tidak tahu apa-apa. aku duduk ditengah,
dan masih ingat benar raut wajah wanita
itu, terlihat kesal dan kecewa. aku diem aja selama perjalanan pulang. Disitu
seharusnya aku mulai menaruh curiga kepada Papa. Karena aku dianter ngak sampai
pintu masuk desa . aku Cuma dikasih uang dan Papa gue bilang. Jadilah anak yang
patuh apapun perkataan Mama kamu. Udah sampe sini aja ya papa ada kerjaan
mendadak.
Itu saja yang terucap di bibir papa , aku binggung maksudnya
apa. Di sepanjang jalan aku hanya diam Gue masih bingung tentang apa yang Papa
lakuin terhadapku, aku masih nggak tahu waktu itu. Sesampainya di rumah. Mama
langsung tanya ke aku, Papa mana Kok kamu jalan kaki.
‘’ aku jawab,iya tadi papa jemput tapi langsung pergi karena
ada kerjaan.’’
aku langsung masuk
kamar, dan aku terlelap. aku bangun tengah malam karena suara berisik pertengkaran
papa dan mama. aku hanya dengerin dibalik pintu kamar, baru kali ini aku denger Papa dan Mama
bertengkar hebat. sebelum-sebelumnya, aku ngak pernah dengar papa bentak-bentak
mama. aku ngak begitu tahu dan jelas mereka ngomongin apa. Aku lihat adeku yang
masih terlelap, aku nangis, aku sesak apa yang mereka pertengkar kan, tapi aku
paham apa yang mereka pertengkarkan.
Mama diam, tapi aku denger tangisan pelan mama, aku baru
sadar, aku baru tahu, ternyata perempuan yang sama papa tadi adalah
selingkuhannya. aku nggak berani keluar kamar, aku hanya menangis dan berusaha
tangisan tangisanku nggak terdengar sampai luar. begitu sakitnya, begitu
sesaknya sampai aku ngak bisa merasakan apapun. aku lupa, aku pingsan apa
tertidur. tapi yang jelas hari itu udah pagi.
Kantung mataku
bengkak, semalaman aku nangis. aku keluar kamar, adikku udah bangun. di dapur,
aku lihat mama, mama merenung . mama lihatin aku terus. Mama berdiri dan langsung
memeluk aku. aku lihat air mata mama mengalir. mama berbisik ke aku kamu yang
sabar ya nak, adikku keluar dari kamar mandi terus kebingungan, dengan polosnya,
dia bilang kenapa Mama dan Kakak nangis aku dan mama langsung meluk Mela,
adiku masih kecil masih belum tahu apa-apa, dan dengan melihat
Mama dan Mela detik itu juga aku benci Papa pengen hari itu juga langsung Hapus memori
memoriku, hapus ingatanku tentang Papa gimanapun caranya.
hari itu aku nggak
berangkat sekolah, aku mengurung diri dikamar. dendam, marah dan aku hanya
menangis. sampai mama bilang,
‘’kita harus kuat Kamu yang sabar, ini semua Anggaplah
cobaan.’’
aku masih bingung sesabar
apa sih Mama, kenapa mama bisa bilang begitu, Kenapa dengan entengnya mama
bilang begitu. Apakah mama ngak merasakan sakit.aku ngak jawab pertanyaan Mama,
dan setelah kepergian
Papa, perubahan hidupku berubah total.
aku menjadi tipikal orang yang pemurung, aku bukan lagi orang yang cerewet, di
sekolah aku cuma diam, aku cuma berpikir, aku harus lupain papa. hanya itulah
yang terpendam dalam hatiku, Temen-temen ku selalu bertanya Ada apa. Kenapa aku
berubah. tapi aku nggak akan pernah cerita kepada siapapun.
aku malu, aku malu
punya ayah yang brengsek. hidupku hancur, aku merasa, aku tak ingin lagi ada di
dunia ini. aku sempet bertengkar pada temen-temenku, karena aku nggak mau
menceritakan apa Masalahku. Aku tidak begitu peduli, kehilangan teman aku
dijahuhi mereka.
aku merasa nggak
betah seklolah disini, karena di sekolah ini, adalah sekolah yang papaku inginkan,
dan setiap hari papa selalu ada untuk mengantar dan menjemput.
Udah berapa minggu aku bolos sekolah, setiap pagi beralasan
sekolah, tetapi aku tidak pernah sampai ke sekolah. sampai pada akhirnya, ada
guru yang datang ke rumah. memberikan
surat pemberitahuan.
waktu aku pulang, mama langsung marah-marah, itu adalah
kemarahan Mama pertama kepadaku, aku langsung menangis cara mengunci pintu
kamar, Aku hanya berteriak-teriak dikamar. Aku lihat adiku, dengan tatapan
kebinggungan, dia tidak berani bertanya kepadaku. Mela masih nggak tahu apapun
tentang ini, Mama selalu menyembunyikannya, ketika adikku bertanya Papa di mana.
aku bilang ke mama, aku harus pindah sekolah, mama langsung
mengizinkan, dengan catatan aku harus rajin sekolah.
masuk kelas 2 SMP,
aku pindah ke sekolah dekat dekat rumah. dan disitulah aku mengenal dunia
hitam.
sifatku masih sama, aku bukan lagi orang yang ceria dan
semangat. aku adalah orang yang pendiam, dan ingin sendiri. aku nggak mau
banyak bicara, bahkan sama teman sebangku ku. dan dengan perilaku ku, membuat aku
dibenci di kelas. aku tidak menghiraukan
hal itu, apapun kata mereka aku sama sekali tidak peduli.
sampai suatu saat, ada beberapa cewek yang
menghampiriku. yang aku pikir mereka
adalah pentolan Disini, aku diajak berantem, aku terima tantangan itu, aku berfikir
ini bisa menjadi Jalan pelampiasanku. Kita ketemu di belakang sekolah. Sepulang
sekolah aku langsng nunggu mereka, ngak berapa lama, segerombolan cewek-cewek
tadi langsung nyamperin aku, dan jambak rambut aku. tanpa berkata apapun
Langsung bales, emosiku kepada masalah papaku yang mudah membuat aku mengalahkan
mereka. mereka meminta maaf. Aku terima permintaan maaf mereka. Aku merasa
lumayan lega karena perkelahian tadi.
Mereka mengajaku buat mampir ke rumah Sekar. Sekar adalah
orang yang pertama nantangin aku berantem. Aku iyakan ajaikan mereka. Sesampai dirumah
Sekar, aku langsung disuruh masuk, aku dijamu, seperti di manjakan, berbeda
sekali saat tadi pagi meraka marah marah dan ngajak berantem. Meraka asik
bercanda, gue Cuma dengerin apa yang mereka bicarakan, aku gak begitu peduli.
Sekar menyodorkan rokok kepadaku,
“nih rokok’’
‘’aku belum pernah merokok’’
‘’udah ambil aja nanti kita ajarin, kamu sekarang adalah
bagian dari kita’’
Aku ambil rokok pemberian sekar, hisapan pertama batuk,
wajarlah belum pernah aku merokok.
‘’Kar, emang kamu ngak dimarahin orang tua kamu?’’
‘’ Sekar mah bebas, orang tuanya gak begitu peduli, ini aja
rumah dia sendiri’’ jawab Asih.
Sekar hanya tersenyum sambil mengeluarkan asap rokok.
Anak orang kaya’ batinku. ‘’oh asik dong’’
‘’orang tuaku mah bodo amat, mungkin aku mati juga gak
ngefek haha’’
Aku kenalin dulu, mereka semua ber 4, Sekar, Asih, Windi,
Nia.
‘’kamu kalo ada apa-apa bilang aja kekita, aku suka sifat
kamu yang dingin’’ kata sekar
Sekar: ‘’ malem minggu besok kita mau party disini, kamu
harus ikut ya’’
Aku ‘’ngapain ‘’
Sekar ‘’ mabok lah, jangan bilang kamu belum pernah mabok
ya?’’
Aku berfikir ini hal yang cocok buat ngelupain papaku yang
brengsek itu
‘’oke aku ikut’’
Sekar ‘’ nah gitu dong ini baru namanya persahabatan’’
Gue pulang hampir gelap, dirumah Cuma ada Mela aja, sejak
kita ditinggal papa, mama jadi nyari kerja tambahan. Mama, kerja di rumah temen
mama, tempat pemubuatan souvenir. Kadang pulang sore kadang, pulang malam. aku
juga jadi jarang ngobrol sama mama.
Malam minggu tiba, aku belum pernah sama sekali pergi keluar
malam. aku sms Asih, dia mau jemput aku, karena rumah kita lumayan deket. Aku ngak
bilang sama mama, aku takut tidak diberi izin keluar, jam 8 aku masuk kamar langung mengunci pintu. Aku
keluar lewat jendela kamarku, aku berjalan kaki ke tempat mela nungguin aku.
Kita sampai di rumah Sekar, disana udah ada Sekar, Windi dan
Nia, dan ada berberapa cowok yang gue juga udah gak asing sama mereka, mereka
temen satu sekolah. Dan gue yakin itu pacar mereka.
Aku langsung disambut Sekar, dan meraka udah pada minum
duluan,
Sekar ‘’ cepet sini’’ sambil menyodorkan gelas berisi miras
Aku tanpa basa basi langsung terima dan minum, belum sempat
aku telan, sudah aku muntahin, rasanya pahit.
Sekar ‘’gak papa santai aja, ini pertama buat kamu kan,
santai ni coba lagi’’ merka semua tertawa, malu juga rasanya.
Gelas yang kedua, aku udah siap, langsung aku minum tanpa
jeda. Aku gak inget udah berapa gelas, aku hanya merasa nyaman, berat dan
ngantuk.