15 February 2018

BROKEN HOME


BROKEN HOME

Tidak ada orang yang ingin berada di keluarga yang tidak sempurna, tidak sempurna bagi aku adalah, keluarga yang gak utuh. aku mau berbagi cerita, cerita tentang keluargaku yang tidak sesempurna  keluarga kalian. aku bukan lahir dari keluarga yang keras, aku ngak pernah menerima perlakuan kasar dari orang tuaku. Tetapi aku berada di keluarga yang hancur, laki-laki yang aku panggil Papa, telah pergi, menghianati Mama dan anak-anaknya. Bukanya aku mau mengumbar aib, tetapi baca dan ambil sisi positif dari ceritaku.
Namaku Tita, aku lahir dari keluarga yang sederhana. aku anak pertama dari dua bersaudara. Adikku perempuan juga, namanya Mela. aku dan adek gue selisih 3 tahun.
Papa dan Mama gue sangat baik sama aku. aku sangat bersyukur berada di tengah-tengah mereka.
aku sangat dekat dengan Papaku dari pada mama. Papa selalu membelikan boneka buat aku dan adekku setiap gajian.
Dan setiap akhir pekan kita selalu diajak jalan-jalan, sekedar makan atau main di taman. Setiap mau pergi, aku selalu ngotot untuk duduk didepan. aku suka berpegangan dengan spion, aku suka kena hembusan angin, dan yang paling aku suka adalah saat aku melihat keatas, dan aku melihat Papau yang fokus mengendarai motornya.
Setiap malam aku selalu ditemani Papa dan Mama, sebelum aku dan adek ku bener-bener terlelap.
sebelum kelulusan SD, Papa bilang, kalo aku bisa masuk 5 besar dan aku masuk sekolah faforit. aku bakalan dikasih kamera. Itu yang selalu aku idam-idam kan selama ini.
aku belajar tiap hari, bahkan waktu luang aku adalah waktu aku tidur. Dan pada akirnya aku dapet 3 besar di sekolahku, dan aku bisa masuk di SMP faforit di daerahku.
hari-hari saat SMP, adalah hari yang paling membahagiakan, setiap hari aku dijemput sama Papa. aku selalu diajak makan bareng, sebelum pulang kerumah.
Betapa bersyukurnya aku, mempunyai Papa yang begitu perhatian sama aku. aku berfikir Papa adalah laki-laki terbaik didunia, laki-laki yang selalu menjadi idolaku. aku pengen suatu saat nanti punya suami, yang mirip papa. seorang yang bijaksana dan menyayangi keluarganya.
Tetapi semua itu hancur, karena Perempuan yang merebut Papa dari kita. Di siang itu, seperti bisa papa  jemput aku. tapi ada yang beda, ada seorang wanita bersama papa.
Aku sama sekali tidak menaruh curiga pada saat itu, tetapi kalau aku tau wanita itulah yang menghancurkan kebahagiaanku, aku akan jambak rambutnya dan aku cakar pipinya, aku injak-injak dia sampai tidak bisa berbuat apa-apa.
Tetapi aku waktu itu tidak tahu apa-apa. aku duduk ditengah, dan  masih ingat benar raut wajah wanita itu, terlihat kesal dan kecewa. aku diem aja selama perjalanan pulang. Disitu seharusnya aku mulai menaruh curiga kepada Papa. Karena aku dianter ngak sampai pintu masuk desa . aku Cuma dikasih uang dan Papa gue bilang. Jadilah anak yang patuh apapun perkataan Mama kamu. Udah sampe sini aja ya papa ada kerjaan mendadak.
Itu saja yang terucap di bibir papa , aku binggung maksudnya apa. Di sepanjang jalan aku hanya diam Gue masih bingung tentang apa yang Papa lakuin terhadapku, aku masih nggak tahu waktu itu. Sesampainya di rumah. Mama langsung tanya ke aku, Papa mana Kok kamu jalan kaki.
‘’ aku jawab,iya tadi papa jemput tapi langsung pergi karena ada kerjaan.’’
 aku langsung masuk kamar, dan aku terlelap. aku bangun tengah malam karena suara berisik pertengkaran papa dan mama. aku hanya dengerin dibalik pintu kamar,  baru kali ini aku denger Papa dan Mama bertengkar hebat. sebelum-sebelumnya, aku ngak pernah dengar papa bentak-bentak mama. aku ngak begitu tahu dan jelas mereka ngomongin apa. Aku lihat adeku yang masih terlelap, aku nangis, aku sesak apa yang mereka pertengkar kan, tapi aku paham apa yang mereka pertengkarkan.
Mama diam, tapi aku denger tangisan pelan mama, aku baru sadar, aku baru tahu, ternyata perempuan yang sama papa tadi adalah selingkuhannya. aku nggak berani keluar kamar, aku hanya menangis dan berusaha tangisan tangisanku nggak terdengar sampai luar. begitu sakitnya, begitu sesaknya sampai aku ngak bisa merasakan apapun. aku lupa, aku pingsan apa tertidur. tapi yang jelas hari itu udah pagi.
 Kantung mataku bengkak, semalaman aku nangis. aku keluar kamar, adikku udah bangun. di dapur, aku lihat mama, mama merenung . mama lihatin aku terus. Mama berdiri dan langsung memeluk aku. aku lihat air mata mama mengalir. mama berbisik ke aku kamu yang sabar ya nak, adikku keluar dari kamar mandi terus kebingungan, dengan polosnya, dia bilang kenapa Mama dan Kakak nangis aku dan mama langsung meluk Mela,
adiku masih kecil masih belum tahu apa-apa, dan dengan melihat Mama dan Mela detik itu juga aku benci Papa  pengen hari itu juga langsung Hapus memori memoriku, hapus ingatanku tentang Papa gimanapun caranya.
 hari itu aku nggak berangkat sekolah, aku mengurung diri dikamar. dendam, marah dan aku hanya menangis. sampai mama bilang,
‘’kita harus kuat Kamu yang sabar, ini semua Anggaplah cobaan.’’
 aku masih bingung sesabar apa sih Mama, kenapa mama bisa bilang begitu, Kenapa dengan entengnya mama bilang begitu. Apakah mama ngak merasakan sakit.aku ngak jawab pertanyaan Mama,
 dan setelah kepergian Papa,  perubahan hidupku berubah total. aku menjadi tipikal orang yang pemurung, aku bukan lagi orang yang cerewet, di sekolah aku cuma diam, aku cuma berpikir, aku harus lupain papa. hanya itulah yang terpendam dalam hatiku, Temen-temen ku selalu bertanya Ada apa. Kenapa aku berubah. tapi aku nggak akan pernah cerita kepada siapapun.
 aku malu, aku malu punya ayah yang brengsek. hidupku hancur, aku merasa, aku tak ingin lagi ada di dunia ini. aku sempet bertengkar pada temen-temenku, karena aku nggak mau menceritakan apa Masalahku. Aku tidak begitu peduli, kehilangan teman aku dijahuhi mereka.
aku  merasa nggak betah seklolah disini, karena di sekolah ini, adalah sekolah yang papaku inginkan, dan setiap hari papa selalu ada untuk mengantar dan menjemput.
Udah berapa minggu aku bolos sekolah, setiap pagi beralasan sekolah, tetapi aku tidak pernah sampai ke sekolah. sampai pada akhirnya, ada guru yang datang ke rumah.  memberikan surat pemberitahuan.
waktu aku pulang, mama langsung marah-marah, itu adalah kemarahan Mama pertama kepadaku, aku langsung menangis cara mengunci pintu kamar, Aku hanya berteriak-teriak dikamar. Aku lihat adiku, dengan tatapan kebinggungan, dia tidak berani bertanya kepadaku. Mela masih nggak tahu apapun tentang ini, Mama selalu menyembunyikannya, ketika adikku bertanya Papa di mana.
aku bilang ke mama, aku harus pindah sekolah, mama langsung mengizinkan, dengan catatan aku harus rajin sekolah.
 masuk kelas 2 SMP, aku pindah ke sekolah dekat dekat rumah. dan disitulah aku mengenal dunia hitam.
sifatku masih sama, aku bukan lagi orang yang ceria dan semangat. aku adalah orang yang pendiam, dan ingin sendiri. aku nggak mau banyak bicara, bahkan sama teman sebangku ku. dan dengan perilaku ku, membuat aku dibenci di kelas.  aku tidak menghiraukan hal itu, apapun kata mereka aku sama sekali tidak peduli.  
sampai suatu saat, ada beberapa cewek yang menghampiriku.  yang aku pikir mereka adalah pentolan Disini, aku diajak berantem, aku terima tantangan itu, aku berfikir ini bisa menjadi Jalan pelampiasanku. Kita ketemu di belakang sekolah. Sepulang sekolah aku langsng nunggu mereka, ngak berapa lama, segerombolan cewek-cewek tadi langsung nyamperin aku, dan jambak rambut aku. tanpa berkata apapun Langsung bales, emosiku kepada masalah papaku yang mudah membuat aku mengalahkan mereka. mereka meminta maaf. Aku terima permintaan maaf mereka. Aku merasa lumayan lega karena perkelahian tadi.
Mereka mengajaku buat mampir ke rumah Sekar. Sekar adalah orang yang pertama nantangin aku berantem. Aku iyakan ajaikan mereka. Sesampai dirumah Sekar, aku langsung disuruh masuk, aku dijamu, seperti di manjakan, berbeda sekali saat tadi pagi meraka marah marah dan ngajak berantem. Meraka asik bercanda, gue Cuma dengerin apa yang mereka bicarakan, aku gak begitu peduli.
Sekar menyodorkan rokok kepadaku,
“nih rokok’’
‘’aku belum pernah merokok’’
‘’udah ambil aja nanti kita ajarin, kamu sekarang adalah bagian dari kita’’
Aku ambil rokok pemberian sekar, hisapan pertama batuk, wajarlah belum pernah aku merokok.
‘’Kar, emang kamu ngak dimarahin orang tua kamu?’’
‘’ Sekar mah bebas, orang tuanya gak begitu peduli, ini aja rumah dia sendiri’’ jawab Asih.
Sekar hanya tersenyum sambil mengeluarkan asap rokok.
Anak orang kaya’ batinku. ‘’oh asik dong’’
‘’orang tuaku mah bodo amat, mungkin aku mati juga gak ngefek haha’’
Aku kenalin dulu, mereka semua ber 4, Sekar, Asih, Windi, Nia.  
‘’kamu kalo ada apa-apa bilang aja kekita, aku suka sifat kamu yang dingin’’ kata sekar
Sekar: ‘’ malem minggu besok kita mau party disini, kamu harus ikut ya’’
Aku ‘’ngapain ‘’
Sekar ‘’ mabok lah, jangan bilang kamu belum pernah mabok ya?’’
Aku berfikir ini hal yang cocok buat ngelupain papaku yang brengsek itu
‘’oke aku ikut’’
Sekar ‘’ nah gitu dong ini baru namanya persahabatan’’
Gue pulang hampir gelap, dirumah Cuma ada Mela aja, sejak kita ditinggal papa, mama jadi nyari kerja tambahan. Mama, kerja di rumah temen mama, tempat pemubuatan souvenir. Kadang pulang sore kadang, pulang malam. aku juga jadi jarang ngobrol sama mama.
Malam minggu tiba, aku belum pernah sama sekali pergi keluar malam. aku sms Asih, dia mau jemput aku, karena rumah kita lumayan deket. Aku ngak bilang sama mama, aku takut tidak diberi izin keluar,  jam 8 aku masuk kamar langung mengunci pintu. Aku keluar lewat jendela kamarku, aku berjalan kaki ke tempat mela nungguin aku.
Kita sampai di rumah Sekar, disana udah ada Sekar, Windi dan Nia, dan ada berberapa cowok yang gue juga udah gak asing sama mereka, mereka temen satu sekolah. Dan gue yakin itu pacar mereka.
Aku langsung disambut Sekar, dan meraka udah pada minum duluan,
Sekar ‘’ cepet sini’’ sambil menyodorkan gelas berisi miras
Aku tanpa basa basi langsung terima dan minum, belum sempat aku telan, sudah aku muntahin, rasanya pahit.
Sekar ‘’gak papa santai aja, ini pertama buat kamu kan, santai ni coba lagi’’ merka semua tertawa, malu juga rasanya.
Gelas yang kedua, aku udah siap, langsung aku minum tanpa jeda. Aku gak inget udah berapa gelas, aku hanya merasa nyaman, berat dan ngantuk.