Apa itu cinta apakah cinta dan rasa sayang itu sama, dari
manakah kata itu, entahlah, yang jelas kata itu sudah ada sejak aku belum
dilahirkan, simple menurutku, yaitu rasa ketertarikan antara laki-laki dan
perempuan, yang terjalin dengan suatu hubungan spesial.
Setelah orang beranjak dewasa, aku yakin tanpa ada yang
mengajari dia akan menyukai lawan jenis, entah dari sisi fisik dan lainya.
Setelah tumbuh dewasa aku sadar rasa suka antara lawan jenis itu ada.
Rasa
tertarik untuk mengenal lebih dekat dan menjalin hubungan istimewa dengannya.
Aku bahkan belum mengerti apa itu rasa sayang yang sebenarnya, rasa sayang yang
tulus. Semua yang aku lalui semua yang aku jalani, cinta itu indah saat awal
pertama kita melihat dia, tapi kenapa rasa sayang yang aku jalani selama ini
berujung dengan kesedihan dan rasa sakit. Apakah cinta itu memang
menyakitkan. berberapa kisah yang aku
lalui, semata-mata hanya rasa suka, aku mulai menemui titik jenuhku dalam
menjalin hubungan, apakan cinta itu seperti ini?, apakah rasa suka itu hanya
sebatas ini saja?.
Entahlah dari
berberapa gadis yang aku temui berujung sama, rasa awal suka yang membuat
terbayang-bayang dirinya, perasaan suka yang membuat hari-hariku gelisah karena
dia. Tapi seiring waktu berjalan denganya, perasaan itu berubah menjadi rasa
bosan dari dirinya, begitu pula diriku, kemudian menyudahi hubungan dengan
salah satu diantara kami tersakiti, apakah itu cinta dan rasa sayang?
Aku bahkan mulai
jenuh, aku merasa perasaan nyaman itu hanya sesaat, aku mulai belajar dari
perjalanan-perjalananku, aku mencari tau apa kekurangannya, kenapa rasa nyaman
itu hanya sekejap.
Sebagai makhluk hidup memang harus hidup berdampingan dengan
lawan jenis, bukan Cuma manusia hewan dan tumbuhan pun diciptakan berpasangan,
tapi kenapa rasa suka rasa cinta yang aku lalui hanya sekejap saja. Buakanya
pendamping hidup itu diciptakan sampai akhir hayat kita. Tapi kenapa ada yang
hidup sindiri sampai akhir hayatnya, apakah dia juga jenuh sama seperti apa
yang aku rasakan, atau dia takut tersakiti, entahlah. Karena aku manusia biasa,
aku juga ingin juga mencintai dan dicintai seperti mereka, mereka yang memiliki
cinta yang tulus, mereka yang mempunyai perasaan nyaman yang lama dengan
pasanganya. Kenapa aku sampai saat ini belum menemukanya. Aku cuma ingin rasa
nyaman rasa suka yang lama seperti mereka itu saja.
Semua yang aku lalui selama ini Cuma berujung sama, apakah
mereka mempunyai sifat yang sama, tapi aku rasa tidak, mereka semua berbeda. Iya
aku sadar semua itu berbeda, sampai suatu saat aku mengenal seorang gadis yang
bernama Dera, siapa Dera?. Aku mengenal dia lewat jejaring sosial, aku mengajak
berkenalan, Saling tukar nomer. Sampai kita sudah berkomunikasi melalui
telepon. Sejak awal perbincangan, aku merasa nyaman. Tapi aneh tidak seperti
biasanya, ketika aku melihat, ngobrol. Bahkan aku baru mendengarkan suaranya
perasaan nyamanku muncul, entahlah. Dari perbicangan itu, aku tau aktifitas
dia, dimanakah rumahnya. Tetapi yang aku sayangkan dia menempuh pendidikan di Jakarta,
jarak yang jauh, sempat ingin menjauh darinya. Dalam benakku LDR bukan hal yang
mudah untuk dijalani, dengan terpisah
jarak dan waktu, kesempatan untuk ketemu seminggu sekali akan mustahil. Tetapi perasaanku
beda, perasaan nyaman yang lebih itu yang membuat aku akan mempertahankan dia. Biarpun
aku belum melihat sosok dia dimataku secara langsung, tapi aku berharap dia
yang terakhir buatku.
Sebulan setelah perkenalan, komunikasi yang selalu berjalan
baik, akhirnya dia pulang, iya ke jogja. Hal yang membuatku senang sekaligus
gugup. Pertemuan pertama yang merasa aku masih canggung, tidak seperti saat aku
berkomunikasi melalui telepon. Aku mengajak dia makan malam disebuah café,
untuk mencairkan suasana sekaligus menambah kedekatanku dengan dia. Dia lebih
baik dari yang aku bayangkan. Menit demi menit kita sudah memecah suasana
canggung menjadi tawa canda kita dimalam hari, tapi tetap akan ada perpisahan. Aku
mengantarnya pulang dengan hati yang lebih
nyaman dari perjalanan cintaku yang dulu, dalam benaku apakah ini yang
dinamakan rasa sayang, rasa kenyamanan abadi. Tidak lama dia disini, cukup
sedih dalam hatiku. Tetapi semua itu karena keadaan, aku tidak mungkin memaksa
dia untuk tetap tinggal lama, dia juga memiliki kesibukan, begitu pula aku.
Aku mengantar dia pulang, sebuah pelukan dan kecupan
dikening untuk salam perpisahan, kita akan berpisah untuk berberapa bulan
kedepan. Sakit memang, tapi aku janji menjaga hati sampai dia kembali pulang
lagi. Hari-haripun aku lewati, komunikasi yang selalu aku utamakan, aku rasa
ldr tidak begitu berat dari apa yang aku pikiran sebelumnya. Bulan demi bulan kita
lewati, kami semakin dekat, bahkan keluargaku sudah akrab dan mengenalnya,
begitu pula sebaliknya. Aku baru yakin inilah yang dinamakan rasa sayang yang
abadi. Ya tidak menyangkal disetiap hubungan ada konflik, tetapi kami anggap
itulah tantanganya.
Setahun sudah dia menempuh pendidikan di ibu kota, berberapa
hari lagi dia akan pulang, dan tinggal disini, senang aku mendengarnya. Belum lama
aku mendengar kabar itu, aku mendapatkan informasi dari perusahaan tempatku
bekerja. Aku harus dimutasi ke luar kota. Ada kebinggungan dalam lubuk hatiku,
ingin aku menolak tawaran itu, tapi aku juga membutuhkan pekerjaan ini. Apakah aku
akan selalu ditakdirkan untuk ldr, tapi kenapa dalam moment saat dia akan
tinggal disini, akulah yang harus pergi meninggalkan dia. Tidak mudah untuk
mengatakan ini, tapi aku harus mengatakan ini kepadanya.
Aku menelfonya, aku menjelaskan apa yang akan dilakukan
perusaanku terhadapku, penjelasanku membuat suasana menjadi dingin. Iya aku tau
ini benar-benar pilihan yang berat, tapi aku harus menjalaninya. Tepat hari ini
aku berangkat, dihari ini juga dia pulang. Entah kenapa disaat kita akan
menyudahi ldr ini, justru ini menjadi awal ldr yang baru. Selepas kita
mengawali ldr babak baru ini, aku merasa hubunganku semakin menjauh, kita
mementingkan ego sendiri-sendiri. Hari-hariku berubah hanya konflik dan
konflik.
Waktu berjalan kita pun bertemu, tapi pertemuan kali ini
berbeda. Canda dan tawa kita seakan hilang, lenyap ditelan ego kita. Paras manis
wajahnya pun berubah. Kita bertengkar hebat, air mata kita pun pecah, kita
hanya mementingkan ego sendiri-sendiri. Malu memang tapi semua karena keadaan.
Setelah pertengkaran itu, kami mulai renggang dalam
berkomunikasi, mungkin kita terlalu sibuk, atau karena rasa nyaman itu sudah
hilang. Aku, dia seakan hilang, dan sampai sebuah keputusan dirinya untuk
menyudahi hubungan ini. Dalam hati kecilku aku merasakan berat, aku merasa
ingin memperbaiki kesalahan itum tapi semua itu hanya sebuah wacana. Semua itu
tertutup rasa Maluku.
Aku pun tidak bisa memaksakan dia untuk memperjuangkan
hubungan ini. Susah memang melupakan dia dalam benakku. Berbulan-bulan berlalu
dia semakin menghilang, tapi , perasaan nyamanku masih ada, aku masih merasa
dia yang terbaik buatku. Sampai aku menutup hati untuk yang lain, tapi aku
berfikir ini kebodohanku, aku harus bisa melupakan perasaan nyamanku, aku harus
membuat ini untuk kenangan, bukan untuk diingat-ingat terus menerus. Aku yakin
ini semua takdir Yang Maha Kuasa. Aku yakin TUHAN memberikan jalan yang terbaik
untuk kita, rencana TUHAN kedepan pasti lebih baik. Dan Aku mulai sadar rasa nyaman yang abadi itu
ada, dan kita bisa mendapatkanya, bukan dari fisik ataupun harta pasangan kita,
tetapi bagaimana kita bisa menerima apa adanya pasangan kita dan melengkapi
kekuranganya, kita akan selalu melengkapi dan berbagi untuk menjadi utuh,
disitulah akan tercipta rasa kenyamanan yang akan abadi.
Mungkin dia sudah membuka lembaran baru, dan akupun
seharusnya begitu, aku harus menutup lembaran ini. Masih banyak lembaran kosong
untuk ditulis, aku juga tidak mau kisahku kedepan akan ada sosok dia, membuat
aku tidak akan tulus untuk mencintai seseorang. Semoga selesainya tulisan ini
dia sudah bisa menemukan kebahagiaanya begitu pula aku. Tetaplah tersenyum
dera, kisah kita akan selalu menjadi kenangan ku, dan terima kasih untuk semua
yang telah kamu berikan. Cinta, rasa sayang dan kenyamanan, ini akan aku
jadikan pelajaran yang berharga buatku kedepan, rasa ini harus aku lupakan tapi
ingatlah kamu tidak akan aku lupakan :).
Nyesek banget bang, pasti sakit
ReplyDeleteGagal move on apa kak, semoga cepet dapet pengantinya
ReplyDeleteYa amin deh namanya juga cinta ahaha ada seneng dan sakitnya pasti, dan aku udah move on kok
ReplyDelete